PLTMH Energi Listrik Mandiri Untuk Desa

Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, SH pernah meninjau lokasi PLTMH Wangan Aji yang dikelola oleh Pondok Pesantren API Roudlotuth Tholibin (16/4/2014) untuk mengetahui lebih dekat sejauh mana operasional pemanfaatan EBT untuk pembangkitan listrik.Dalam kunjungannya, H. Ganjar Pranowo, SH dan Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Ir. Teguh Dwi Paryono, MT langsung menuju lokasi Power House PLTMH Wangan Aji.
Dijelaskan oleh Ir. Teguh Dwi Paryono, MT bahwa keberadaan PLTMH Wangan Aji di Desa Blederan Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo ini sebagai pilot proyek penerapan Keputusan Menteri ESDM No. 1122 K/30/MEM/2002, tanggal 12 Juni 2002 yaitu mengenai fasilitas yang diberikan kepada Pengusaha Kecil dan Koperasi untuk membangun Pembangkit Skala Kecil Tersebar (PSK Tersebar) yang memanfaatkan sumber energi terbarukan. Studi potensi pemanfaatan sumber energi terbarukan diprakarsai oleh Asian Development Bank (ADB) diantaranya memilih potensi PLTMH di saluran Wangan Aji untuk di implimentasikan.
Selanjutnya ADB melalui Poverty and Environment Program (PEP) memprakarsai pembangunan dengan memberikan hibah kepada Pemerintah RI sebesar 60% dari biaya pembangunan PLTMH Wangan Aji, dengan beberapa ketentuan dana hibah harus dikelola sebagai dana bergulir, masyarakat lokal harus berpartisipasi melengkapi dana pembangunan dan dikelola secara mandiri oleh Unit Usaha Mandiri berbasis kemasyarakatan.
PLTMH Wangan Aji yang dikelola oleh Kopontren API Roudlotuth Tholibin terdapat 2 (dua) generator dengan kapasitas 70 kW per unit dengan produksi masing – masing 68 kW dan 50 kW dengan tipe propeller poros vertikal buatan Cihanjuang Inti Teknik Bandung.
Saat ini generator yang beroperasi baru 1 (satu ) unit dengan kapasitas produksi 68 kW, sedangkan yang satunya (50 kW) sedang dalam perbaikan, karena hujan lebat kondisi saluran banjir, banyak sampah (baik organik maupun sampah rumah tangga) sehingga operasional dihentikan.
Total biaya pembangunan PLTMH Wangan Aji sebesar Rp.2.695.700.000,- yang sumber pendanaan berasal dari ADB Rp.1.624.300.000,- (60%), Kopontren Rp.429.000.000,- (16%) dan Koperasi Peduli Energi Indonesia (Kopenindo) Rp.642.400.000,- (24%). Sedangkan dari Kopontren itu sendiri (16%) merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp.388.986.000,- dan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo sebesar Rp.40.014.000,-
Lebih lanjut, Ir. Teguh Dwi Paryono, MT menyampaikan, listrik yang dihasilkan dijual ke PLN dengan harga sesuai ketentuan PSK tersebar yaitu 80% dari Harga Pokok Penyediaan PLN (Power Purchase Agreement / PPA) 25 January, 2008 sebesar Rp 618 per-kWh. PPA hanya berlaku 1 tahun dan dapat diperpanjang. Disisi lain KOPONTREN harus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar, melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dianggarkan 10% dari laba, serta bantuan pinjaman dana untuk kegiatan produktif bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan dan layak memperoleh pinjaman.
Disela-sela kunjungan tersebut, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH mengatakan “Kebutuhan energi makin hari makin mendesak, maka PLTMH ini penting. Apalagi ada sumber air yang melimpah. Jika itu dikembangkan, akan ada kemandirian energi di wilayah tersebut. Maka kita ingin kebutuhan energi masyarakat bisa tercukupi di wilayahnya sendiri. Kalau ini bisa dikelola, kita tidak hanya menggantungkan pada PLN. Banyak energi alternatif yang bisa dikembangkan di desa–desa, di antaranya dengan mikrohidro dan biogas. Untuk itu ia akan terus mendorong dan mengajak masyarakat untuk mengembangkan energi alternatif, sesuai dengan potensi yang dimiliki di wilayah masing–masing". ESDM(tawon/red-Bedenx)

No comments:

Post a Comment