Gempar Equinox disamakan dengan Heat Wave
Wilayah nusantara terkenal dengan sebutan wilayah garis katulistiwa.
Dalam geografi, garis khatulistiwa (atau ekuator (dari bahasa Inggris equator) merupakan sebuah garis imajinasi yang digambar di tengah-tengah planet di antara dua kutub dan paralel terhadap porosrotasi planet. Garis khatulistiwa ini membagi Bumi menjadi dua bagian belahan bumi utara dan belahan bumi Selatan. Garis lintang ekuator adalah 0°. Panjang garis khatulistiwa Bumi adalah sekitar 40.070 km
Di khatulistiwa, matahari berada tepat di atas kepala pada tengah hari dalam equinox. Maka durasi masa siang hari sama sepanjang tahun kira-kira 12 jam.
Antara equinox Maret dan September, latitud bagian utara Bumi menuju Matahari yang dikenal sebagaiTropik Cancer,bagian bumi paling utara di mana Matahari dapat berada tepat di atas
kepala. Bagian selatan Bumi terjadi antara equinox bulan September dan
Maret dinamakan Tropik Capricorn
BMKG menjelaskan, fenomena Equinox adalah
salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis
khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun,
yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.
BMKG menyatakan, kehadiran Equinox tidak
perlu ditakuti, meski suhu berpotensi naik. Namun, fenomena ini tidak
selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis. "Di mana
kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai
32-36 derajat celsius," tulis BMKG dalam penjelasan resminya, Minggu 20
Maret 2016.
Menurut BMKG, Equinox bukan merupakan fenomena seperti Heat Wave yang
terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan
suhu udara secara besar dan bertahan lama.
Menyikapi hal ini, BMKG menghimbau masyarakat untuk tidak perlu
mengkhawatirkan dampak dari Equinox sebagaimana disebutkan dalam isu
berkembang. (red.tawon/berbagai Sumber)
No comments:
Post a Comment